Join This Site
Pengalaman tidak selalu hanya dalam lingkup pekerjaan saja seperti yang penulis alami entah apakah itu suatu bentuk pengalaman mengasikkan, menjengkelkan atau mengerikan saya pun bingung hehehe.... berikut kisah saya. 
Bermula saat saya ditugaskan bekerja di daerah Sumatra Selatan pada bulan November 2009 pada salah satu distrik yang akan di lakukan produksi di tahun 2010 dimana distrik tersebut memang sudah lebih 5 tahun  tidak ada operasional alias distrik tertidur hehehe, sarana utama transportasi ke distrik tersebut semula hanya dapat dilalui dengan transportasi air menggunakan speedboat dengan jarak tempuh 3-5 jam (pengaruh pasang surut) wajar saja kala itu disebut dengan distrik Nusa Kambangan canda kami, dimana tidak ada akses jalan darat dan memang dikelilingi oleh sungai-sungai denngan penghuninya predator si buaya muara kalo orang lokal biasa menyebut buaya katak terkenal dengan buaya agresif dan ganas.
Distrik sinilah yang mengukir sejarah pengalaman yang tak terlupakan selama saya bekerja di forestry, kejadian ini tepatnya pada awal tahun 2011 dimana saya bertemu dan dikunjungi oleh sang penguasa hutan "Harimau Sumatra" atau bisa kami di lokasi dengan sebutan "Datuk" , kegelisaan saat pengalaman bertatap muka dengan si Datuk face to face di alam liar rasa yang penasaran , ingin tahu, bercampur dengan rasa ngeri dan takut, tapi dengan tugas kerja yang berbaur dengan harimau kala itu hanya doa dan pasrah kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa semoga senantiasa kami teman-teman rekan kerja selalu dilindungi dan diberi keselamatan serta kelancaran dalam bekerja
Hasil bidikan dari foto amatir
tanpa sengaja melihat Si Raja Hujan
 dibalik semak belukar mengintip 
Singkat cerita berbaurnya binatang buas di lingkungan kerja menimbulkan rasa tidak aman buat karyawan maka melalui Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Sumatra Selatan bekerja sama dengan perusahaan melakukan relokasi atau memindahkan Si Raja Hutan  ke tempat yang lebih baik yang sesuai dengan habitatnya dan lebih aman dari jangkauan manusia pemburu, sesuai dengan PP no 7 tahun 1999 bahwa Harimau sumatra merupakan binatang yang dilindungi dan dijaga kelestariannya.

Merawat dan Menjaga Si Raja Hutan
Kesan yang masih teringat di waktu menunggu untuk di relokasi ke Taman Nasional Sembilang selama lebih dari 3 (tiga) bulan lebih menjaga dan berbaur "Si Raja Hutan" dengan nama "Si Putri" sebutan akrabnya, antara lain menjaga menu makannya yang kala itu 1 ekor kambing/babi hutan untuk setiap 2 hari sekali dan cemilannya ayam potong beberapa puluh ekor dan harus yang masih hidup. Harimau binatang yang buas ternyata rajin bersih-bersih tidak suka berkotor-kotor maka kamipun rutin memandikannya , raungan liarnya membuat hati berdesir walaupun  si Putri didalam kandang masih terasa aroma liarnya. Luar biasanya daya cium si Putri ini hingga bisa tau kedatangan kami walaupun saat itu jalan kaki menuju tempat Hotel Bintang 5 (Kadang)  saat kami masih jauh sekitar 100 meter mendekat dengan sambutan Aungan ...Aurgggggg... merinding deh pokoknya hehehe . 

Tempat sementara menunggu relokasi
Si Putri ini bak putri raja dilindungi dijaga, diperhatiin dilayani seperti bangsawan, dan tentunya memiliki dokter pribadi yang selalu mengontrol kondisi fisik dan psikis si Putri, dimana di buat senyaman mungkin tempat tinggal sementara dengan membuat kandang yang luas dan disekitarnya ditutupi plastik hitam tujuannya biar tidak nampak lalu lalang petugas jaga dan aktivitas di sekitar agar tidak "stress".





Akhirnya pada bulan Agustus 2011 kami melepas kepergian "Si Putri" untuk di relokasi ke Pulau Betet di kawasan Lindung dengan menggunakan helikopter, di akhir kata terucap buat si Putri =  jangan sampai jumpa lagi Putri wkkkkkk.
Seperti pada pemberitaan media kala itu mengenai pelepasan "Si Putri" oleh Menteri Kehutanan Bapak Zulkifli Hasan dan Bapak H Alex Noerdin Gubernur Sumsel silahkan dibaca :

Hasil vidio amatir tahun 2010 masih pake kamera VGA mohon dimaklumi bila kurang jelas, sepasang Raja Hutan bermain dan bercanda  di dekat lokasi kami bekerja yang berjarak sekitar 50 meter



Akhir kata berikut saya bagikan berdasarkan pengalaman dan training di lapangan tips jika bertemu dengan Harimau :

  1. Saat masuk hutan yang merupakan kawasannya adalah jangan pernah berjalan sendiri.
  2. Mempelajari satwa predator itu, Harimau selalu menerkam buruannya dari arah belakang jadi disarankan agar memakai topeng yang dipasang dibelakang kepala.
  3. Jika berpapasan langsung dengan harimau liar sebaiknya jangan menunjukkan ketakutan yang berlebihan dengan langsung melarikan diri dengan cara berlari, itu akan membuat harimau langsung mengejar karena kita dianggap buruan yang lemah, pada saat berhadapan jangan tunjukkan kita lemah  lebih baik dengan cara melangkah mundur perlahan selanjutnya mencari tempat yang aman tempat berlindung misalnya memanjat pohon yang tinggi.
Inilah ceritaku dan pengalaman  yang berkesan tak terlupakan selama berkecimpung di perusahaan Hutan Industri. Sampai jumpa lagi di cerita lainnya


1 komentar:

Sugeng riyanto said...

hebat sudah pernah ketemu langsung .. saya belum .. www.pergijauh(dot)com