Join This Site
 Ruang lingkup pembahasan meliputi kegiatan di lahan saja diluar transportasi kayu ke pabrik.
Investasi dibidang kehutanan adalah bisnis yang kompleks, pengelolaan hutan dapat menjadi investasi yang menguntungkan bagi banyak orang yang ada disekitar wilayah kerja atau kontraktor kehutanan.
Kali ini saya akan memfokuskan pembahasan mengenai investasi untuk pemanenan hutan industri, keputusan untuk berinvestasi di pemanenan hutan industri diawali dengan ability (kemampuan)  untuk berinvestasi dan tujuannya, sebuah analisa keuangan adalah bagian penting dari proses pengambilan keputusan, analisa keuangan digunakan untuk menghitung :
  1. Penggunaan lahan , berapa hectar cakupan wilayah kerja selama setahun dan tahun berikutnya
  2. Potensi kayu, rata-rata jumlah produksi (tonase) yang dipanen per hectare
  3. Kondisi jalan transportasi, untuk suplay bbm excavator dan transportasi kayu
  4. Harga , yang ditawarkan perusahaan industri untuk memanen kayu
PERIODE INVESTASI

Dalam investasi apapun harus mengetahui jangka waktu, pada pengelolaan kayu misalnya akasia atau eucalyptus periode waktu pemanenan yang digunakan adalah 5 tahun, stock kayu per hectar juga berbeda-beda tergantung perlakuan penanaman dan perawatan sebelumnya serta sudah memasuki daur/rotasi berapa karena berpengaruh dengan diameter batang pohon. Hal wajib diketahui oleh seorang investor untuk mengambil langkah berinvestasi alat berat untuk memanen hutan industri yaitu berapa jumlah luasan (hektar) lahan yang di kerjakan dan berapa total rata-rata potensi kayu per ha. Dari 2 hal tersebut baru bisa menentukan berapa jumlah unit alat yang bekerja selama 1 (satu) tahun dan berapa nilai investasi alat excavator selama satu tahun dibandingkan dengan estimasi keuntungan yang didapat.

KAPAN MULAI MEMANEN KAYU?

Pemanenan kayu ada 2(dua) metode : mekanis dan semi - mekanis. Jika metode Mekanis semua pekerjaan di lakukan oleh alat berat dimulai dari tebang, cincang,tumpuk dan tarik ke pinggir lahan, misalnya menggunakan  Harvester baca:Mekanisasi , atau menggunakan semi - mekanis perbedaannya yaitu menggunakan alat Excavator grapel sedangkan penebangan kayu menggunakan tenaga manual chainsaw.
Kapan mulai menebang ? Sebelum melakukan pemanenan kayu akasia atau eucalyptus pastikan dulu alat excavator sudah berada di lokasi kerja sebelum penebang chainsaw melakukan penebangan kayu, tim chainsaw baru anda sebelum turun kelapangan terlebih dahulu dilakukan training cara menebang kayu sesuai dengan SOP yang berlaku dan kesadaran menggunakan alat pelindung diri (APD). Mengapa tim chainsaw penting ? karena teknis penebangan sangat mempengaruhi biaya operasional alat excavator anda, tentang bagaimana arah tebangan kayu dan bagaimana memotong kayu dari pangkal pohon hingga mencincang pohon dengan meminimalkan sisa potongan yang terbuang, jika dilihat dari cara menebang arah rebahannya tidak beraturan maka secara  langsung mempengaruhi biaya operasional (fuel) alat excavator karena kegiatan swing/memutar mengambil kayu sehingga alat tidak optimal produktifitasnya dan boros bahan bakar, berdasarkan beberapa studi direkomendasikan arah tebangan kayu searah sehingga memudahkan excavator menyusun kayu dan menarik ke pinggir lahan.

BAGAIMANA MENGHITUNG KEUNTUNGAN KERJA ALAT EXCAVATOR?

Suatu keberhasilan anda dalam melakukan produksi pemanenan kayu industri selain tim chainsaw yang sudah dibahas diatas juga dipengaruhi oleh beberapa kriteria yaitu Jenis Alat apa yang digunakan? dan keahlian si operator alat itu sendiri.
Kali ini saya ambil contoh jenis excavator PC130 kelebihan jenis ini adalah pemakaian konsumsi bbm yang relatif lebih hemat dari spec diatasnya dengan konsumsi 12-13 liter per HM dan performance yang bagus cocok untuk lahan kemiringan kurang dari 25 derajat . Kemampuan yang dimiliki dengan keahlian operator yang mencukupi dapat dipisahkan kemampuan memanen kayu untuk potensi lahan 0 ton - 50 ton bisa dikerjakan 0,8 ha untuk 9 HM  untuk potensi 51 ton - 100 ton bisa dikerjakan 0,5 ha , seperti pada contoh gambar 1  nilai profitnya dipengaruhi oleh potensi ton per ha. Semakin tinggi potensi semakin prospek hasilnya, tentunya semua wilayah kerja tidak selalu tinggi potensi kayunya ada yang kecil dan ada yang besar tonasenya per ha, untuk itu bisa diambil nilai rata-rata dari jumlah wilayah kerja.
GAMBAR 1
Akhir kata keberhasilan pemanenan Hutan industri tidak luput dari suksesnya proses plantation sehingga menghasilkan kayu yang berkualitas (stocking,tinggi & diameter). Mungkin itu sedikit informasi yang dapat saya bagikan lebih kurangnya karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Semoga dapat bermanfaat untuk pembangunan forestry



0 komentar: